Senin, 07 November 2011

   Laporan Resmi
Praktikum
PENGENALAN MIKROSKOP


                               Nama             : Nelson Awang
                                 Nim                 : 41110077
                                Fakultas          : Kedokteran
                                  


Laboratorium Fakultas Bioteknologi
Universitas Kristen Duta Wacana
Yogyakarta
2011
1.Tujuan Praktikum
            Tujuan umum blok penggunaan mikroskop adalah memberi kesempatan kepada mahasiswa untuk mengembangkan  mikroskop cahaya sebagai alat mempelajari stuktur spesimen ( misalnya jaringan konektif ) dan mendokumentasikannya ( misal menggambarnya di kertas)
            Tujuan khusus perlatihan penggunaan mikroskop adalah sebagai berikut:
1. Mahasiswa mampu mengetahui komponen mikroskop cahaya
2. Mahasiswa mampu menjelaskan fungsi bagian-bagian dari mikroskop cahaya
3. Mahasiswa mampu mengoperasikan mikroskop secara sistematis
4. Mahasiswa mampu menggambar atau mendokumentasikan spesimen / preparat.

2. Dasar Teori
Karena pancaindera manusia memiliki kemampuan yang terbatas, banyak masalah mengenai organisme yang ingin dipecahkannya hanya dapat diperiksa dengan menggunakan alat-alat, salah satunya adalah Mikroskop.
            Mikrosop adalah instrumen yang dapat memperbesar santir(bayangan) benda-benda kecil dengan mengunakan kanta(lensa) atau sistem kanta(lensa). Mikroskop ditemukan oleh Antonie Van Leumnhoek pada tahun 1960-an.
 Macam-macam Mikroskop
Ada dua jenis mikroskop berdasarkan pada kenampakan obyek yang diamati, yaitu
mikroskop dua dimensi (mikroskop cahaya) dan  mikroskop tiga dimensi (mikroskop stereo).
Sedangkan berdasarkan sumber cahayanya, mikroskop dibedakan menjadi mikroskop cahaya dan  mikroskop elektron.
           
a. Mikroskop Cahaya

Mikroskop cahaya mempunyai perbesaran maksimum 1000 kali. Mikroskop mempunyai kaki yang berat dan kokoh dengan tujuan agar dapat berdiri dengan stabil. Mikroskop cahaya memiliki tiga sistem lensa, yaitu lensa obyektif, lensa okuler, dan kondensor.

 Lensa obyektif dan lensa okuler terletak pada kedua ujung tabung mikroskop. Lensa okuler pada mikroskop bisa berbentuk lensa tunggal (monokuler) atau ganda (binokuler). Pada ujung bawah mikroskop terdapat tempat dudukan lensa obyektif yang bisa dipasangi tiga lensa atau lebih. Di bawah tabung mikroskop terdapat meja mikroskop yang merupakan tempat preparat. Sistem lensa yang  ketiga adalah kondensor. Kondensor berperan untuk menerangi obyek dan lensa-lensa mikroskop yang lain.

Pada mikroskop konvensional, sumber cahaya masih berasal dari sinar matahari yang
dipantulkan dengan suatu cermin datar ataupun cekung yang terdapat dibawah kondensor.
Cermin ini akan mengarahkan cahaya dari luar kedalam kondensor.
 Pada mikroskop modern sudah dilengkapi lampu sebagai pengganti sumber cahaya matahari.


b. Mikroskop Stereo

Mikroskop stereo merupakan jenis mikroskop yang hanya bisa digunakan untuk benda  yang berukuran relatif besar. Mikroskop stereo mempunyai perbesaran 7 hingga 30 kali. Benda yang diamati dengan mikroskop ini dapat terlihat secara tiga dimensi. Komponen utama mikroskop stereo hampir sama dengan mikroskop cahaya. Lensa terdiri atas lensa okuler dan lensa obyektif.

 Beberapa perbedaan dengan mikroskop cahaya adalah:
1.Ruang ketajaman lensa mikroskop stereo jauh lebih tinggi dibandingkan dengan mikroskop cahaya sehingga kita dapat melihat bentuk tiga dimensi benda yang diamati
2. Sumber cahaya berasal dari atas sehingga obyek yang tebal dapat diamati.
Perbesaran lensa okuler biasanya 10 kali, sedangkan lensa obyektif menggunakan sistem zoom dengan perbesaran antara 0,7 hingga 3 kali, sehingga perbesaran total obyek maksimal 30 kali. Pada bagian bawah mikroskop terdapat meja preparat. Pada daerah dekat lensa obyektif terdapat lampu yang dihubungkan dengan transformator.
Pengatur fokus obyek terletak disamping tangkai mikroskop, sedangkan pengatur perbesaran
terletak diatas pengatur fokus.



c. Mikroskop Elektron

Mikroskop elektron mempunyai perbesaran sampai 100 ribu kali, elektron digunakan sebagai pengganti cahaya. Mikroskop elektron mempunyai dua tipe, yaitu mikroskop elektron scanning (SEM) dan mikroskop elektron transmisi (TEM). SEM digunakan untuk studi detil arsitektur permukaan sel (atau struktur renik lainnya), dan obyek diamati secara tiga dimensi. Sedangkan TEM digunakan untuk mengamati struktur detil internal sel.











Pada praktikum Pengenalan Mikroskop kali ini digunakan  Mikroskop Binokuler.
            Adapun bagian-bagian dari Mikroskop Binokuler beserta kegunaanya adalah sebagai berikut :
mikroskop 1mikroskop monokuler























3. Cara kerja
          Praktikum Pengenalan Mikroskop kali ini mengunakan Alat dan Bahan sebagai berikut :
A. Alat
1.Mikroskop Binokuler.
B. Bahan
1. Preparat Hepar dengan pewarnaan Hematoxylin- Eosin
2. Preparat E.Coli dengan pewarnaan  Methylen Blue
3. Preprat Ren Tikus Putih dengan pewarnaan  Hematoxylin- Eosin
4. Preparat Alium ujung akar  ( Alium Cepa) dengan pewarnaan Safranin
5. Preparat Jamur dengan pewarnaan Methylen Blue.

Langkah – langkah  pelakasanaan praktikum adalah sebagai berikut :
1. Mempersiapkan Mikroskop di atas meja.
Letakan mikrosokop dengan hati-hati di atas meja laboratorium, sedemikian hingga lengannya mengarah ke tempat duduk pengamat, sedangkan meja obyek menghadap ke arah berlawanan. Letak kakinya jangan terlalu ke tepi meja supaya mikroskop tidak jatuh.
2. Mempelajari bagian-bagian mikroskop dan prinsip kerjanya
a.  Mikroskop cahaya tersusun dari beberapa bagian sebagai berikut : (1). Meja preparat; (2). Pemegang atau penjepit preparat; (3). Makrometer dan mikrometer; (4). Lensa obyektif; (5). Revolver; dan (6). Tabung mikroskop; (7) Kondensor; (8) Lensa okuler; (9) Meja pengamatan / stage
b. Sambungkan dengan sumber listrik yang ada di dekat meja laboratorium, lalu tekan tombol “on” yang ada pada kaki mikroskop untuk menyalakan lampu mikroskop. Letakkan obyek yang akan diamati di atas meja mikroskop. Dalam kenyataannya nomenklatur atau pemberian nama dari masing-masing bagian ada variasi antar perusahaan pembuat mikroskop, nomenklatur di atas adalah berdasar fungsi yang umum ada pada mikroskop. Meja preparat adalah tempat meletakkan preparat yang akan diamati, supaya preparat ini tidak bergeser-geser maka dijepit dengan penjepit preparat. Tidak semua bagian preparat akan tampak dalam mikroskop sehingga kita harus menggeser-geser preparat sampai terlihat bagian yang kita kehendaki, untuk keperluan ini kita menggunakan roda penggeser. Ada dua penggeser, untuk ke depan- belakang dan untuk ke kiri-kanan. Objek yang akan kita lihat pertama kali akan dibesarkan oleh lensa objektif. Biasanya dalam satu mikroskop ada tiga sampai empat lensa objektif masing-masing dengan perbesaran 5, 10, 40, dan 100 kali. Semua lensa ini terletak pada salah satu bagian mikroskop yang disebut revolver. Fungsi revolver ini untuk memindahkan perbesaran lensa dengan cara menggeser atau memutar lensa objektif. Setiap kali melihat preparat harus dimulai dengan perbesaran lemah yaitu 5 atau 10 kali, bila sudah jelas revolver diputar ke perbesaran sedang (40x).
3. Mempersiapkan bahan untuk diamati melalui mikroskop      
            Bahan-bahan yang telah disiapkan diambil dan di letakan pada stage atau meja pengamatan pada mikroskop mikroskop secara perlahan-lahan dan hati-hati agar tidak terjatuh.

4.  Mengatur fokus dan perbesaran mikroskop
Bila kita melihat benda pertama kali dengan perbesaran lemah seringkali kabur karena fokusnya tidak tepat. Untuk menempatkan pada fokus yang tepat digunakan makrometer dengan memutar hingga posisi preparat/ spesimen berdekatan dengan lensa objektif  kemudian diturunkan perlahan. Bila sudah jelas baru dipindah ke perbesaran sedang dan selanjutnya kuat. Ketika perbesaran diubah, maka bayangan benda akan tampak kabur lagi, untuk mencari bayangan yang jelas tidak  menggunakan makrometer melainkan harus menggunakan mikrometer dengan cara diputar- putar hingga diperoleh gambaran objek yang jelas.
Pada praktikum kali ini digunakan 2x perbesaran yaitu  perbesaran 4x dan 10x. Namun pada pengamatan bakteri E.Coli digunakan perbesaran 10x dan 40x.

5. Menggambar objek  yang diamati
            Dilakukan pengamatan pada setiap preparat dan hasilnya digambar di kertas yang telah disediakan.





4. Hasil Pembahasan
Gambar 1 :  Preparat Hepar dengan pewarnaan Hematoxylin- Eosin

 



                                                                                                 
                                                                                                               
                    


              Perbesaran 4x                                                                  Perbesaran  10x  

Gambar 2 :  Preparat E.Coli dengan pewarnaan  Methylen Blue

 

                          





     Perbesaran  10x                                                                Perbesaran 40x   

Gambar 3 :   Preprat Ren Tikus Putih dengan pewarnaan  Hematoxylin- Eosin
 









               Perbesaran 4x                                                                Perbesaran 10x

 

Gambar 4 :  Preparat Alium ujung akar  ( Alium Cepa) dengan pewarnaan Safranin

 








               Perbesaran 4x                                                                Perbesaran 10x
Gambar 5 :  Preparat Jamur dengan pewarnaan Methylen Blue.

 







               Perbesaran 4x                                                             Perbesaran 10x


5. Kesimpulan
          Dari Praktikum yang telah dilaksanakan dapat diambil beberapa  kesimpulan :
1. Mikroskop terdiri dari bagian-bagian yang saling mendukung satu dengan lainya
2. Benda-benda yang diamati pada mikroskop mengalami 2x perbesaran yaitu pada lensa
   Objektif dan Okuler.
3. Benda-benda yang tidak dapat dilihat dengan mata telanjang, dapat dilihat dengan jelas
   Mengunakan mikroskop.
4. Pada pengamatan, dilakukan pewarnaan yang berbeda-beda terhadap preparat tergantug
   Preparat yang digunakan.




6. Pustaka
Wilardjo, Liek. 2003.  Kamus Fisika. Jakarta : Balai Pustaka.
LAPORAN PRAKTIKUM–PENGENALAN MIKROSKOP Cahaya Beserta Fungsinya. http://www.bukupr.com
PRAKTIKUM I.  biologi.fst.unair.ac.id

7. Lampiran
1. Feedback Form
2. Laporan Praktikum Sementara
3. Soal Penalaran Klinis















1. FEED BACK FORM
MENGGUNAKAN MIKROSKOP CAHAYA
Nama                            : Nelson Awang
No. Mahasiswa             : 41110077
Aspek
Feedback
1. Memutar pemutar lensa putar sampai lensa terkecil berada pada posisi yang sesuai
 Paham
2. Membuka sekat diafragma kondensor hingga maksimal
Kondensor tidak putar hingga posisi maksimal
3. Menyalakan sumber cahaya ( catatan: untuk mikroskop tanpa sumber cahaya, sesuaikan cermin agar memperoleh pencahayaan secara alami melalui pusat lensa kondensor).
Paham
4. Meletakan  spesimen di atas meja preparat mekanis dan memfiksasinya dengan mengatur pengunci posisi spesimen.
Paham
5. Menempatkan spesimen di atas meja preparat mekanis pada posisi sesuai yaitu dengan cara memutar sekrup pengatur posisi spesimen.
Paham
6. Mengatur fokus lensa dengan memutar makrometer.
Paham
7. Mengatur diameter diafragma sehingga diperoleh intensitas cahaya yang memadai.
Paham
8. Memutar mikrometer untuk mendapatkan gambar spesimen yang paling baik/jelas.
Paham
9. Mengubah lensa dengan kekuatan perbesaran lebih besar agar dapat mengamati struktur yang lebih detail. Gunakan minyak imersi.
Paham
10.Mendokumentasikan struktur spesimen yang diamati di atas buku gambar sesi kelas laboratorium,dengan warna spesimen sesuai dengan warna spesimen yang dilihat di bawah mikroskop
Paham

Yogyakarta, 4 November 2011                                                   Pengamat,


                                                                                           (Nelson Awang)
2. PENALARAN KLINIS
Pertanyaan :
1. Apakah yang terjadi jika spesimen tidak diletakan pada posisi yang benar  pada   
    Mechanical stage?
2. Apa yang dilkakukan jika gambaran spesimen pada mikroskop tidak terlihat dengan jelas?
3. Apakah anda selalu harus selalu membuka diafragma kondensor pada posisi maksimal?
4. Mengapa anda harus memutar makrometer secara hati-hati/perlahan-lahan?
Jawaban :
1. Hal yang terjadi jika spesimen tidak diletakan pada posisi benar pada mechanical adalah objek yang ingin diamati tidak akan terlihat baik( buram)  atau kaca spesimen menjadi pecah.
2. Yang dilakukan jika gambaran spesimen kurang  jelas adalah dengan mengatur posisi lensa ojektif mikroskop melalui makrometer setelah itu memfokuskan gambaran spesimen pada lensa menggunakan mikrometer.
3. Tidak, diafragma  kondensor tidak selalu dibuka pada posisi maksimal  karena tergantung
     dari intensitas cahaya yang dibutuhkan.
4.  Makrometer diputar dengan hati-hati agar  lensa objektif  tidak bersentuhan  dengan kaca spesimen yang dapat menyebabkan kaca spesimen/ preparat  menjadi rusak/pecah.     



Tidak ada komentar:

Posting Komentar